Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAGAIMANA CARA MENUNJUKKAN SIKAP PANTANG MENYERAH DAN ULET

"Sumber gambar : Portal Sulut - Pikiran-Rakyat.com"


Berpikir-berkarya.blogspot.com – Mari berpikir dengan logika. Kita bisa mengamati apa yang ada di sekitar kita contohnya, perhatikan sederetan semut yang sedang berjalan beriringan! Apa yang terjadi jika langkah mereka dihentikan? Semut-semut tersebut tidak akan tinggal diam saja. Mereka akan berusaha dengan sekuat tenaga mencari jalan kembali walaupun banyak rintangan yang menghalanginya. Selayaknya sebagai seorang wirausahawan, kita belajar jari semut, kita dituntut untuk selalu bekerja keras, ulet dan pantang menyerah dalam menggeluti usaha kita agar dapat berjalan dengan baik dan lancar.


Hakikat Sikap Pantang Menyerah dan Ulet


1.  Pengertian Sikap Pantang Menyerah dan Ulet

          Dalam menggeluti dunia wirausaha yang penuh liku-liku dan cobaan hidup, wirausahawan harus bersikap pantang menyerah dan ulet. Sikap pantang menyerah dan ulet wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan dalam mengelola usahanya ke arah kesuksesan.
          Pengertian sikap pantang menyerah adalah perjuangan seseorang yang tangguh, penuh semangat, tidak mudah putus asa, kuat, pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Sedangkan pengertian ulet adalah tangguh, kuat, dan tidak mudah putus asa.
          Dalam mengelola usahanya, para wirausahawan dituntut bersikap pantang menyerah dan ulet. Selain pantang menyerah dan ulet, wirausahawan juga harus berkorban, berjuang, dan bersemangat dalam mengelola usaha.



2.  Karakteristik Sikap Pantang Menyerah dan Ulet

          Karakteristik para wirausahawan yang baik dan perlu dikembangkan agar bisa menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet adalah sebagai berikut:
a.  Kerja keras, ulet dan disiplin.
b.  Mandiri dan realistis.
c.  Prestatif dan komitmen tinggi.
d.  Belajar dari pengalaman.
e.  Berpikir positif dan bertanggung jawab.
f.  Memperhitungkan risiko.
g.  Mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.
h.  Merencanakan sesuatu sebelum bertindak.
i.  Kreatif dan inovatif.
j.  Kerja efektif dan efisien.



3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Pantang Menyerah dan Ulet

a.  Mental yang kuat (optimisme)

          Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Sebaliknya, seseorang gagal karena ia berbuat gagal. Kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi pantang menyerah dan tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut.
          Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.
          Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan ini. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan terhadap Sang Pencipta. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir dan berdoa agar sesuai dengan ridha-Nya.


b.  Berpikir positif

          Setelah kita mampu bersikap optimis, selanjutnya pola pikir kita juga harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri.
1)  Berpikir positif kepada Tuhan
          Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas kita adalah mencari hikmah di balik semua itu. Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.
2)  Berpikir positif terhadap diri sendiri
          Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Kemiripan seseorang dengan orang lain, pasti ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak mengangkatnya. Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai the best. Hal ini kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.
3)  Berpikir positif pada orang lain
          Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan, yang tentu hati nuraninya juga tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita. Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain cakar-cakaran. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.
4)  Berpikir positif pada waktu
          Setiap manusia diberi waktu yang sama, di mana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemonstrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes.


c.  Kecerdasan emosional

          Kecerdasan emosional terjemahan dari emotional quotion (EQ) adalah himpunan dari berbagai fungsi jiwa yang melibatkan kemampuan memantau intensitas perasaan/emosi, baik pada diri sendiri maupun pada diri orang lain, memiliki keyakinan tentang dirinya (percaya diri) dan penuh dengan antusias, pandai memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi sehingga dapat membimbing pikiran dan tindakannya.
          Seseorang yang tinggi kualitas EQ-nya dalam kinerjanya tampak adanya keuletan dan kekenyalan, selalu dapat menahan diri dalam mengalami frustasi/stres atau himpitan keadaan dalam rangka mencapai atau memperjuangkan sesuatu yang menjadi cita-cita yang ingin dicapainya.
          Walaupun masih ada sebagian ahli belum sepakat apakah EQ ini dapat diukur atau tidak, orang-orang yang di dalam dirinya terdapat potensi ini, dalam kepribadiannya terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
1)  Empati.
2)  Mampu mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, menyesuaikan diri berjuang dan survive dalam situasi yang bagaimana termasuk dalam keadaan rawan.
3)  Disukai oleh apa dan siapa saja yang ada di sekitarnya.
4)  Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah.
5)  Tekun dalam menangani tugas-tugas yang diembannya.
6)  Setiakawan dengan mitranya.

          Siapa yang memiliki kecerdasan emosional pada umumnya dalam menggeluti usahanya selalu gigih, ulet, konsisten (ajeg) dan tahan uji/andal dalam menghadapi situasi yang paling pahit dan berat.


d.  Etos kerja (EK)

          Siapa yang etos kerjanya tinggi selalu bergairah/bersemangat dalam menjalani kegiatan kerja yang telah diputuskan menjadi bagian dari kehidupannya. Mereka seolah-olah tidak mengenal lelah dan putus asa dalam menggeluti tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam jiwanya telah terpatri motto “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”. Betapapun berat dan sulitnya kegiatan kerja yang menjadi tanggung jawabnya, ia selalu menggeluti tugasnya itu dengan rasa ikhlas dan lapang dada; ia senantiasa merasa senang dan tenang dalam menjalankan tugasnya.


e.  Pembawaan

          Sejak dilahirkan manusia memiliki sifat-sifat bawaan dari orang tuanya. Baik dari segi fisik, psikologi, mental yang akan menunjang pekembangan seseorang anak lebih lanjut. Ada sifat-sifat pembawaan yang baik dan yang buruk.


f.  Pendidikan dan pelatihan

          Pendidikan dan pelatihan mempunyai peranan yang penting baik dalam pembentukan sikap dan perkembangan seorang anak. Dengan pelatihan dan pendidikan yang benar, mampu mengembangkan sifat-sifat bawaan seseorang. Yang baik akan semakin baik dan yang kurang akan menjadi baik pula.


g.  Lingkungan

          Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembinaan sikap pantang menyerah dan ulet. Lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi sikap pantang menyerah dan ulet. Orang yang tinggal di daerah yang subur akan lebih mudah memperoleh kebutuhan hidup dan orang-orangnya cenderung bersikap santai. Sedangkan orang yang tinggal di daerah yang tandus harus bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga mereka lebih bersikap pantang menyerah dan ulet.


h.  Pengalaman

          Pengalaman juga memengaruhi sikap pantang menyerah dan ulet. Dengan banyaknya pengalaman terutama dalam menghadapi rintangan, hambatan, serta kegagalan dalam menjalankan usaha, maka makin banyak pula strategi dan cara yang dilakukan untuk menghadapi dan memecahkan masalah, sehingga tidak mudah menyerah dan selalu ulet dalam menghadapi permasalahan dalam berwirausaha.


i.  Motivasi

          Motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu hal. Dengan motivasi juga dapat menjadikan seseorang menjadi ulet dan pantang menyerah. Dorongan dari banyak pihak akan memicu semangat wirausahawan dalam menjalankan usahanya agar menjadi lebih berkembang.



4.  Perilaku Positif Sebagai Hakikat Sikap Pantang Menyerah

a.  Perilaku kerja keras

          Arti kerja keras adalah berusaha dengan sepenuh hati dengan sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginan pencapaian hasil yang maksimal pada umumnya. Tetapi kerja keras jangan disalah artikan untuk tujuan yang negatif, berusaha dengan jujur adil untuk tujuan positif. Bekerja keraslah sesuai kemampuan yang dimiliki dan jangan memaksakan diri nantinya dapat menghasilkan hasil yang kurang maksimal, kerja keras juga mempunyai batasan-batasan limit.
          Kerja keras merupakan salah satu cara yang dapat digunakan bilamana sesuatu hal ingin dicapai, kerja keras untuk ini itu, dan yang penting kerja keras dalam konteks yang positif tidak serta merta bekerja keras untuk tujuan yang negatif (melakukan perbuatan melanggar hukum, merugikan hak asasi orang lain dan merugikan lingkungan di sekitarnya). Semua makhluk hidup di dunia butuh kerja keras walaupun kerja keras tidak tiap harinya dilakukan makhluk hidup. Marilah kita bekerja keras dengan maksimal dengan tujuan yang positif sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai saat ini. Seorang wirausahawan harus bekerja keras sebelum apa yang diinginkan dapat tercapai.


b.  Perilaku kemauan keras/semangat

          Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan.
          Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu", yaitu berada dalam relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dalam disamakan dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.
          Kemauan yang keras merupakan faktor untuk menggerakan segala aktivitas. Tanpa adanya kemauan yang keras usaha kita tidak akan berhasil sesuai dengan yang direncanakan.


c.  Perilaku berkeyakinan diri/optimis

          Pengertian optimis adalah kecenderungan untuk bersikap tetap berharap akan terjadinya sesuatu yang menyenangkan walaupun mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. “Kegagalan adalah sukses yang tertunda” seseorang wirausahawan harus selalu berpikir optimis.

→   Karakteristik pemikiran orang yang optimis (menurut McGinnis)
1)  Mampu memecahkan masalah.
2)  Memiliki alternatif pemecahan masalah (berpikir secara divergen).
3)  Mampu berbicara mengenai perasaan negatif.

   Beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat menjadi orang yang optimis, di antaranya sebagai berikut:
1)  Berpikir positif. Menilai diri sendiri dengan positif, bukan mengatakan bahwa “Saya adalah orang yang tidak berguna.” Atau “Saya adalah seorang pekerja yang gagal yang tidak mungkin berhasil.” Pikiran yang positif akan mengarahkan kita untuk memiliki sikap-sikap yang tidak mudah menyerah.
2)  Membantah keyakinan yang negatif dalam diri sendiri. Seringkali kita berbicara dengan diri sendiri (self talking) mengenai keyakinan yang negatif dalam diri sendiri. Kita tidak menyadarinya karena sudah sering dilakukan dan akhirnya menjadi kebiasaan. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, Dr. Seligman menyarankan agar menuliskan pemikiran atau keyakinan yang negatif apa saja yang muncul tentang diri sendiri. Kemudian beranikan diri untuk membantah pemikiran tersebut. Misalnya, “Saya gagal lagi dalam wawancara kerja ini, pasti karena saya memang bukan orang yang pintar.” Pemikiran tersebut dapat Anda bantah dengan mengatakan, “Saya tidak lolos dalam interview kerja karena posisi tersebut kurang tepat untuk diri saya. Pasti akan ada posisi yang lebih tepat untuk saya dikemudian hari.” Cara lain yang dapat dilakukan selain membantah keyakinan yang negatif yaitu dengan berdoa.
3)  Menikmati. Berusaha untuk menemukan hal-hal yang dapat dinikmati seburuk apa pun situasi yang dihadapi. Menikmati percakapan yang terjadi dengan sang interviewer walaupun akhirnya tidak lolos dalam seleksi kerja, menikmati dinginnya udara ketika hujan turun dengan sangat derasnya, dan sebagainya.


d.  Perilaku sabar dan tidak mudah putus asa

→   Definisi sabar, ada 7 di antaranya adalah sebagai berikut.
1)  Sabar adalah menunda respons, tidak langsung nyambar. Ini juga kunci dari kecerdasan emosi. Stimulus yang masuk ke thalamus untuk masuk neokortex butuh waktu sekitar 6 detik. Kalau belum 6 detik akan dibajak oleh amikdala (pusat emosi di otak).
2)  Sabar adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat.
3)  Sabar yaitu kata kerja aktif bukan pasif. Sabar sangat cocok dalam dunia bisnis, sabar itu aktif bukan berdiam diri dan dilakukan sampai berhasil. Ketika ada stimulus, jangan langsung dikasih respons kita pause dulu terutama pada stimulus yang berbahaya, yang menyebabkan kita marah. Rumusnya adalah SPP : STOP, PIKIR, PILIH.
4)  Sabar adalah menyesuaikan tempo kita dengan tempo orang lain.
5)  Sabar adalah menikmati prosesnya tanpa terganggu hasil akhir. Orang yang sabar adalah orang yang menjalani prosesnya. Yang lebih nikmat dalam hidup ini adalah prosesnya bukan hasilnya. Jangan terpaku pada hasil, karena hasil itu di luar kita, itu adalah urusan Tuhan. Sabar jangan hanya saat susah tapi saat senang juga. Orang sabar pasti kaya, minimal kaya bathin.
6)  Sabar adalah hidup selaras dengan hukum alam, bisa jalan sesuai dengan tarian alam semesta, ritme alam semesta. Kalau kita terburu-buru yang harus dilakukan adalah duduk meditasi (selama kurang lebih 10 menit) fokuskan pada napas kita.
7)  Sabar yakni melakukan satu hal di satu waktu.
          Dengan kesabaran diharapkan wirausahawan dapat menemukan motode untuk mengatasi permasalahan dalam dunia usaha dengan langkah, metode dan pada waktu yang tepat.


e.  Perilaku jujur bagi wirausahawan

          Jujur dalam berwirausaha artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. Bila berdagang, barang yang baik harus dikatakan baik dan barang yang rusak harus dikatakan rusak. Kejujuran itu dapat disamakan dengan “amanah”. Amanah adalah bila diberi kepercayaan dalam berwirausaha tidak khianat, kalu berkata selalu benar dan jika berjanji dalam bisnis tidak mungkir.
          Makna jujur dalam hidup ini termasuk sifat yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan, karena sifat ini akan mendatangkan kepercayaan masyarakat konsumen. Dengan kesediaan berbuat jujur, berarti setiap perbuatan yang dilakukan oleh wirausahawan maknanya dapat menyenangkan orang lain maupun diri sendiri.

          Untuk membuktikan makna kejujuran terhadap diri sendiri, kita harus menjawab pertanyaan di bawah ini:
1)  Apakah saya telah berbuat jujur terhadap diri saya?
2)  Apakah kejujuran saya terhadap keluarga, bangsa dan negara sudah benar?
3)  Apakah saya pernah berbuat tidak jujur?
4)  Ketidakjujuran yang mana yang telah saya lakukan?
          Kita harus mempelajari dan memahami benar-benar khasiat kebenaran dan kejujuran. Kebenaran dan kejujuran adalah suatu jaminan yang paling tepat untuk mencapai kemajuan di dalam berwirausaha. Kejujuran dalam segala kegiatan bisnis, misalnya menimbang barang, mengukur, membagi, berjanji membayar utang adalah akan membuat ketenangan lahir dan batin. Memang demikian, berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran. Apabila seorang wirausaha jujur maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga dari mana datangnya.
          Apabila orang berbisik tidak jujur maka tunggulah kehancurannya. Seorang wirausaha dapat mengembangkan lingkungannya, karena ia dapat memberi apa yang ada, baik tenaga harta maupun pikirannya. Kesendiaan berbuat demikian merupakan tingkah laku yang terpuji dan dapat diterima oleh masyarakat. Seorang wirausaha dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kewajiban, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Salah satu kewajiban terhadap diri sendiri adalah usaha untuk menempa dan melatih diri sendiri dalam membina disiplin pribadi.

          Sifat dan tingkah laku berwirausaha harus dapat menyertai, kesabaran, ketekunan, kerajinan, dan kemauan kerja keras dalam usaha pembinaan pribadi seorang wirausaha. Seorang wirausaha yang tidak memiliki kejujuran dan disiplin pribadi, tidak akan berhasil di dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
          Kejujuran dan disiplin pribadi seorang wirausaha merupakan kewajiban moral yang dibebankan kepada diri sendiri, untuk keperluan diri sendiri menurut fitrahnya. Orang yang tidak jujur di dalam berwirausaha, akibatnya akan menderita dan akan menerima suatu keadaan:
1)  tidak dipercaya masyarakat konsumen,
2)  menjadi rendah diri dan rasa malu,
3)  mudah tersinggung atau emosi,
4)  cepat iri dan dengki,
5)  suka dendam,
6)  prasangka bur,uk dan dusta,
7)  tidak punya teman,
8)  kehancuran dalam usahanya.

          Salah satu kunci keberhasilan seorang wirausaha di dalam usahanya adalah sifat kejujuran dan kepercayaan dari masyarakat konsumen terhadap dirinya.
          Sekarang apa akibatnya jika seorang wirausaha di dalam usahanya tidak jujur dan tidak bertanggung jawab? Akibatnya banyak masyarakat konsumen yang tidak mempercayainya, baik kepada bidang usahanya maupun kepada kariernya. Hal ini terlebih-lebih kita rasakan pada lapangan kerja di perusahaan dan di perdagangan. Untuk menjadi karyawan pada perusahaan, faktor kejujuran dan tanggung jawab mendapat sorotan dan penilaian yang serius dari pihak pemilik perusahaan.

          Jika Anda jujur dan bertanggung jawab di dalam mengejar cita-cita, Anda akan dapat mencapai sukses. Rasa cinta terhadap pekerjaan akan mendorong orang senang bekerja. Orang yang senang bekerja adalah orang yang tidak membuang-buang waktu dengan percuma. Mereka ini adalah wirausaha-wirausaha yang mudah mendapatkan peluang-peluang bisnis.
          Stephen Covey, dalam bukunya First Thing's First, mengungkapkan empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju yaitu:
1)  Self awareness adalah sikap mawas diri.
2)  Couscience adalah mempertajam suara hati, supaya menjadi manusia berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam hidup.
3)  Independent Will adalah pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi.
4)  Creative imagination adalah berpikir dan mengarah ke depan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta adaptasi yang tepat.
          Kita jangan berputus asa, pasrah, menyerah, dan tidak mau berjuang. Kita harus mempunyai etos kerja dengan semangat tinggi, mau berjuang dengan sikap optimis ingin maju. Seorang wirausaha yang jujur di dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, pada umumnya berhasil di dalam berwirausaha. Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang dihadapi, kita harus mampu melihat ke depan dan berjuang untuk mencapai apa-apa yang diinginkan.



5.  Strategi Membangun Sikap Pantang Menyerah dan Ulet

→   Strategi membangun sikap pantang menyerah dan ulet adalah sebagai berikut:
a.  Kalau Anda mempunyai kecenderungan mudah menyerah, maka langkah pertama yang paling penting adalah mengakui kelemahannya itu. Dengan menyadarinya, Anda akan lebih siap untuk memperbaikinya.
b.  Motivasikanlah diri Anda untuk mengembangkan sikap pantang menyerah. Sikap ini diperlukan untuk meraih keberhasilan dalam hidup. Perhatikanlah artis, atlet, karyawan dapat menanjak karirnya karena berprestasi, mereka umumnya memperjuangkan apa yang ingin diraihnya dengan daya dan upaya yang optimal. Sebaliknya, orang-orang yang mudah menyerah, frustasi dan mudah putus asa adalah orang-orang yang gagal.
c.  Berpikirlah bahwa Anda bisa dan akan berhasil meraih apa yang Anda inginkan. Keyakinan ini akan membuat Anda lebih efektif dibandingkan bila Anda terlalu mengantisipasi kemungkinan buruk. Menurut para ahli, orang yang optimis mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dibanding orang yang pesimis. Mengapa? Karena keyakinan yang positif akan mempengaruhi mental dan fisik secara signifikan untuk mendapatkan apa yang di yakininya.
d.  Arahkan mata Anda pada tujuan, bukan pada hambatan. Bila Anda memandang pada tujuan, maka hambatan tidak akan menakutkan. Tapi sebaliknya, bila Anda terfokus pada hambatan, Anda akan mudah kehabisan daya juang.
e.  Beranilah mengambil risiko namun dengan perhitungan yang mantap, Hadapi dan alamilah pengalaman dan petualangan baru. Keberanian yang benar bukan berarti seperti orang yang terjun bebas ke jurang, tapi seperti orang yang menuruninya setahap demi setahap dengan persiapan yang matang. Kalau Anda tidak berani mengambil resiko, tentu saja Anda berada pada tempat yang aman, namun Anda tidak akan berkembang.
f.  Hadapilah semua tantangan dengan penuh keberanian. Anggaplah tantangan sebagai “Sparring Partner” yang akan membuat Anda semakin kuat, bukan sebagai raksasa yang menelan Anda. Semakin banyak tantangan, semakin berani menghadapinya, maka semakin terbentuk karakter yang kuat.
g.  Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa Anda tidak akan berhasil bila pada usaha Anda mengalami kegagalan. Belajarlah dari kegagalan itu agar didapat gambaran yang lebih baik lagi.
h.  Teruslah berusaha, terkamlah segala kesempatan yang ada, kerena kesempatan itu tak datang untuk kedua kalinya!, tidak ada pendobrak kegagalan yang sekuat nilai “kegigihan”. Ingatlah filosofi air yang bisa melubangi batu dengan tetesan yang terus-menerus.
i.  Imbangi kegigihan Anda dengan pemikiran yang kreatif. Bila perjalanan Anda terhalang oleh batu cadas, Anda tidak perlu membenturkan kepala Anda untuk membuktikan bahwa Anda pantang menyerah. Berhentilah sejenak dan pikirkanlah bagaimana cara mengatasinya.
j.  Jangan terpengaruh oleh kegagalan orang lain, tapi biarlah keberhasilan orang lain memotivasi kita. Belajarlah dari kegagalan dan kesalahan orang lain, tanpa harus mengalaminya sendiri. Dengan cara itu Anda menghemat banyak sekali waktu dan energi Anda yang sangat berharga.



6.  Alasan Orang Mudah Menyerah

          Sudah kodrat manusia mudah berkeluh kesah dan putus asa. Akan tetapi, kenapa ada juga orang yang pantang menyerah? Tabah, konsisten, fokus pada tujuan mereka. Meski badai menghadang, mereka tetap menerjang. Meski arah melintang, mereka tetap berjalan. Meski seringkali jatuh, mereka bangun tanpa mengeluh. Memang jumlahnya hanya segelintir. Tapi orang-orang tangguh seperti itu ada.

→   Sejatinya, ada banyak hal yang membuat seseorang punya sifat gampang menyerah, di antaranya:

a.  Tak punya tujuan hidup yang jelas

          Tujuan adalah titik ke mana kita memfokuskan langkah. Manakala tak punya tujuan yang jelas, kita akan mudah patah. Ibarat mau mengemudi, kalau pilotnya tak tahu tujuan, ia akan terbang sesuka hati. Kalau anginnya bertiup ke A atau B, pesawat ikut saja. Saat anginnya tak bersahabat, pesawatpun oleng, jatuh menabrak karang. Itulah metafora bagi ketiadaan tujuan. Menjalani bisnis begitu juga. Diajak bisnis A, ikut. Diajak karir B, mau. Tapi karena tak punya tujuan, sedikit saja ada hambatan di tengah jalan, dengan berpaling ke jalan lain. Begitu seterusnya, sedikit-sedikit menyerah. Tahu-tahu sadar, waktu sudah lewat, usia merangkak, sementara diri belum sampai di manapun.


b.  Tidak sadar bahwa hidup penuh tantangan

          Ada orang yang percaya bahwa hidup ini datar-datar saja. Hidup adalah perjalanan singkat yang sarat tantangan. Dengan tantangan, kita akan tahu kualitas diri kita. Orang yang tak yakin dirinya akan diuji, berarti tidak siap menjalani hidup. Begitu cobaan datang, ia mengerang. Tuhan yang selama ini sayang padanya pun dipersalahkan.


c. Ingin sukses dengan cara pintas

          Orang yang ingin sukses dengan cara instan, tak sadar bahwa hidup terdiri atas 1% kesuksesan, dan sisanya, 99% adalah perjuangan. Dia yakin, sukses adalah hal mudah untuk diraih. Apalagi jika punya sumber daya cukup: uang, nama besar orang tua, backing, dan lain-lain. Manakala seseorang tak yakin dirinya mampu, ia enggan bertindak. Kalaupun bertindak, ia akan berhenti di tengah jalan begitu rute terasa sukar. Sekalipun terus disemangati, ia tak akan tergerak. Ia sudah menyerah, bahkan sebelum lingkungan membuatnya menyerah.


d.  Beraninya cuma mimpi

          Impian besar saja tidak cukup untuk membuat kita sukses. Kalau cuma berani mimpi, semua orang juga bisa. Tapi berani bertindak, berani gagal (sebagai wujud berani sukses), apakah semua orang bisa? Orang yang hanya berani mimpi, tak mau menempuh risiko gagal jika bertindak, biasanya cuma penghayal atau omong doang. Saat ditantang, ia kelabakan. Saat ada peluang, ia malah menghindar. Dia menyerah bukan karena keadaan, melainkan karena tak punya nyali untuk berbuat.


e.  Mudah terpengaruh oleh bisikan dari luar

          Orang yang tak punya pendirian biasanya berhati lemah. Ia mudah dibujuk. Sekalipun cita-citanya hebat, tapi karena mudah tergiur dengan kata-kata, ia berani melepas semuanya. Contoh, Anda ingin menjadi karyawan yang baik. Teman berkomentar, “Ngapain jadi orang gajian? Nggak enak. Gaji cekak, jam kerja bengkak, atasan galak.” Anda terbujuk, “Oh iya, seharusnya aku bisnis saja”. Anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses. Teman berkata “Ngapain bisnis? Modal tinggi, hasil belum pasti, pensiun tak terjamin”. Karena mudah terkena bujuk rayu orang, Anda tak pernah berhasil mencapai apapun yang Anda inginkan.


f.  Kurangnya rasa bertanggung jawab

          Orang yang rasa bertanggung jawabnya kurang, cenderung mudah menyerah. Misalnya saat pimpinan marah akibat tugas tak selesai tepat waktu. Kita marah-marah, menyalahkan orang lain, bukan mengoreksi diri sendiri. Padahal kalau punya rasa bertanggung jawab, baik terhadap pekerjaan maupun diri sendiri, hal itu takkan terjadi.




INFO Penting 


—   Henry Ford terlahir sebagai anak seorang petani miskin di Michigan. Pada usia 13 tahun ia melihat kereta kuda untuk yang pertama kalinya. Sejak itu ia terobsesi membuat mesin yang bisa menggerakkan kereta. Percobaan demi percobaan dilakukan. Hasilnya: meledak lagi, meledak lagi. Orang tuanya uring-uringan dan melarang Henry melakukan eksperimen berbahaya lagi. Tapi Henry tak menyerah. Setelah berusaha keras selama 16 tahun, ia akhirnya berhasil menciptakan mesin tenaga minyak bumi yang pertama. Henry bekerja di sebuah perusahaan, namun lalu berhenti gara-gara dilarang melakukan percobaan di kantor. Ia mengumpulkan dana dari teman-temannya untuk membuat perusahaan sendiri, barulah ia mendirikan Ford Company di usia 40 tahun. Tapi lalu bangkrut, sebab modal habis untuk percobaan. Setahun kemudian ia merancang mobil dan berhasil memenangkan balap Formula 1. Ia mendirikan Ford Motor Company. Namun Perang Dunia I meledak, terpaksa ia menghabiskan uang untuk ekspedisi dalam upaya menghentikan perang. Setelah perang, proposal pinjaman kreditnya ditolak bank. Kegagalan demi kegagalan mewarnai perjalanan hidup Henry. Tapi ia tidak menyerah. Hasilnya pada tahun 1960, Ford Motor Company menjadi perusahaan No. 2 terbesar di dunia. Sampai tahun 1998, mobil Ford berhasil menjuarai balap Formula 1 selama 13 kali.


—   Kejujuran adalah sendi pokok bagi kelangsungan hidup yang diikuti kegiatan pikiran dan kerja keras.
          Orang-orang yang selalu ingat kepada Allah di manapun dan kapanpun adalah orang-orang yang jujur, tenang, sabar, serta teratur dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin tidaklah mudah kita ucapkan. Untuk mendapatkannya diperlukan kejujuran dalam perjuangan dan pengorbanan.

Posting Komentar untuk "BAGAIMANA CARA MENUNJUKKAN SIKAP PANTANG MENYERAH DAN ULET"